Selasa, 02 Desember 2008

RANCANGAN PENELITIAN KUANTITATIF

RANCANGAN PENELITIAN KUANTITATIF
Oleh: Muhammad Asrori Ardiansyah
(Mahasiswa Pascasarjana UIN Malang)
Sumber: http://alumnigontor.blogspot.com

PENDAHULUAN
Sebagaimana telah dijelaskan pada pertemuan-pertemuan sebelum pertemuan ini, bahwa setelah pemilihan, analisis masalah, dan perumusan hipotesis, langkah berikutnya ialah penentuan metode penelitian yang akan digunakan sehingga masalah-masalah yang muncul dapat terjawab dengan tepat. Penentuan metode penelitian ini penulis sebut dengan perancangan penelitian atau pembuatan rancangan penelitian.
Sanapiah faisal menyebut langkah ini dengan “strategi pemecahan masalah” karena pada taha ini, mempersoalkan bagaiman masalah-masalah penelitian tersebut hendak dipecahkan atau ditemukan jawabannya.
Kedua istilah tersebut tidak berbeda secara substansial. Pokok-pokok bahasan dari tahap ini adalah: 1) penentuan jenis atau format penelitian yang akan digunakan; 2) metode, sumber dan alat pengumpulan data; dan 3) strategi analisis data.
Pada makalah ini penulis berupaya menjelaskan satu persatu dari pokok-pokok bahasan dari rancangan penelitian dengan pendekatan kuantitatif sebagaimana ditugaskan kepada penulis.


A. Rancangan/Desain Penelitian Kuantitatif
Sampai saat ini masih ada perbedaan pemahaman tentang makna dan fungsi rancangan penelitian (desain penelitian) dan proposal penelitian (usulan penelitian). Proposal penelitian berisi rancangan seluruh kegiatan penelitian yang akan dilakukan dari masalah yang akan diteliti sampai pada biaya dan pelaksanaan penelitian. Adapun desain penelitian merupakan bagian dari metodologi dalam sebuah proposal penelitian. Sebuah desain penelitian akan menjelaskan secara rinci hal-hal yang terkait dengan metode penelitian yang dilakukan oleh peneliti sehingga setiap orang akan dapat mengetahui proses metodologis penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Hal ini penting sebagai pengecekan ulang hasil penelitian (oleh orang lain atau peneliti lain) bila diketemukan suatu keraguan atas hasil penelitian tersebut.
Dari katerangan di atas, dapat diketahui bahwa rancangan/desain penelitian dalam sebuah proposal, skripsi, tesis, disertasi ataupun laporan penelitian biasa ditulis dalam bab tersendiri atau sub-bab yang diberi judul metode penelitian.
Pada umumnya oang membedakan dua kelompok desain penelitian, yaitu desain penelitian kuantitatif dan desain penelitian kualitatif. Sebagai penelitian ilmiah, baik kuantitatif maupun kualitatif, keduanya memerlukan sebuah desain yang cocok dengan model penelitiannya. Dari desain ini pula kita bisa mengetahui model penelitian yang dilakukan, apakah kuantitatif ataukah kualitatif.
Pertimbangan penting apakah peneliti memilih model penelitian kuantitatif ataukah kualitatif, tergantung pada apa yang akan dilakukan peneliti terhadap data yang dicari. Kalau dia akan melakukan ukur mengukur dalam mengumpulkan data, maka model penelitian yang tepat untuk dipilih adalah model penelitian kuantitatif. Namun bila yang ingin diketahui berupa makna di balik data yang dihadapi, maka model penelitian kualitatif yang cocok.
Ada 4 pertanyaan dasar dalam berbicara tentang desain penelitian, yaitu:
1. Bagaimana peneliti akan menghubungkan desain dengan paradigma yang digunakan, yaitu bagaimana data empiris akan dimasukkan dan atau akan berinteraksi dengan pertanyaan alam paradigma?
2. Apa atau siapa yang akan diteliti?
3. Strategi apa yang akan digunakan dalam penelitian?
4. Metode atau alat apa yang akan dugunakan dalam mengumpulkan data dan mengelola data?
Berdasarkan pertanyaan dasar ini, maka sebelum peneliti menyusun desain harus memilih terlebih dahulu paradigma penelitian yang digunakan. Agar bisa menghubungkan paradigma ini dengan data empiris, maka dengan menggunakan perspektif teoritik tertentu, peneliti bisa mengenal pola pikir yang digunakan dalam menyusun proposisi dan pola hubungan antar konsep dalam fenomena yang dihadapi. Dari pola pikir dan pola hubungan inilah, bisa ditentukan data (variabel) apa saja yang akan dicari.
Dari pola hubungan antar konsep dan macam variable/data yang diketahui ini akan dengan mudah mentukan sumber data untuk menjawab pertanyaan dasar kedua yaitu apa dan siapa yang akan diteliti. Apa dan siapa ini bisa berupa benda-benda, individu, kelompok, lembaga dan sebagainya. Bila siapa yang dijadikan sumber data maka bisa ditentukan populasi, sampel, dan respondennya sesuai dengan model penelitiannya. Untuk bisa menggali data dengan baik, diperlukan strategi penelitian tertentu menurut tuntutan dari model penelitiannya. Dari strategi inilah desain penelitian disusun.
Sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi maka berkembang pula strategi penelitian sebagai landasan penyusunan desai. Strategi ini lebih ditekankan pada metode penelitian, meskipun bertumpu pada pandangan ontologi dan epistemologi, kemudian dengan menggunakan pola pikir tertentu, muncullah strategi penelitian.
Berikut ini penulis sajikan strategi penelitian kuantitatif berikut desain penelitiannya.
Strategi penelitian Desain penelitian
- Deskriptif Desain deskriptif
- Korelatif Desain korelatif
- Kausal Desain kausal
- Komparatif Desain komparatif
- Experimental Desain experimental
- Quasi eksperimental Desain quasi eksperimental
- Action research Desain action research

Setelah desain ditentukan, maka berdasarkan sumber data dan variable/data yang akan dicari, maka dengan mudah pula ditentukan metode pengumpulan datanya, instrumen pengumpulan data dan sekaligus metode analisis data yang akan digunakan. Proses inilah yang harus dituangkan dalam sebuah desain penelitian.
Lebih pengkapnya, desain/rancangan penelitian kuantitatif adalah meliputi Desain penelitian, Populasi dan sampel, Penjabaran variabel penelitian, Metode pengumpulan data, Definisi operasional dan instrumen pengumpulan data, Prosedur pengumpulan data, Metode dan prosedur analisis data.

B. Pokok-Pokok Bahasan Rancangan Penelitian Kuantitatif
Sebagaimana telah penulis uraikan di atas bahwa pada dasarnya rancangan penelitian adalah salah satu bagian atau sub-bagian metodologis penelitian dari proposal, skripsi, tesis, disertasi, atau laporan penelitian. Bagian atau sub-bagian ini sering ditempatkan pada bab atau sub-bab “Metode Penelitian”.
Berikut penulis uraikan masing-masing sub-rancangan penelitian atau metode penelitian kuantitatif sebagai tersebut di atas:
1. Desain/Rancangan penelitian
Menurut Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata metode-metode penelitian kuantitatif dibagi menjadi dua, yaitu: eksperimental dan noneksperimental. Metode eksperimental melingkupi: eksperimental murni, eksperimental kuasi, eksperimental lemah, dan subjek tunggal. Adapun noneksperimental meliputi: metode deskriptif, komparatif, korelasional, survai, ekspos fakto, dan tindakan.
Dari kategori di atas, dapat diketahui bahwa pada dasarnya jenis-jenis atau metode-metode penelitian kuantitatif dapat dibedakan dari keberadaan data yang diteliti, sudah tersedia atau baru akan dikumpulkan. Jika data sudah ada (dalam arti tidak sengaja ditimbulkan) dan peneliti tinggal merekam, maka penelitiannya bukan (non) eksperimen. Sebaliknya jika peneliti ingin mengetahui gambaran tentang data yang secara sengaja ditimbulkan, maka penelitiannya berbentuk eksperimen.
Penelitian noneksperimen yang banyak dilakukan berbentuk antara lain: a) penelitian deskriptif; b) eksploratif; c) survei; dan d) penelitian evaluasi.
Berikut ini metode-metode penelitian kuantitatif:
a. Penelitian Eksperimen
Yaitu suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat. Variabel independennya dimanipulasi oleh peneliti.
Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang paling murni kuantitatif, karena semua prinsip dan kaidah-kaidah penelitian kuantitatif diterapkan pada metode ini.
1) Eksperimen murni
Eksperimen murni sesuai dengan namanya merupakan metode eksperimen yang paling mengikuti prosedur dan syarat-syarat eksperimen. Prosedur dan syarat-syarat tersebut terutama berkenaan dengan pengontrol variabel, kelompok control, pemberian perlakuan atau manipulasi kegiatan serta pengujian hasil.
2) Eksperimen semu
Metode eksperimen semu pada dasarnya sama dengan eksperimen murni, bedanya adalah dalam pengontrolan variabel. Pengontrolannya dilakukan terhadap variabel saja, yaitu variabel yang dipandang paling dominan. Dalam eksperimen tentang pengaruh metode pembelajaran yang terkait dengan pemecahan masalah terhadap kemampuan berpikir siswa SMA, umpamanya variabel yang cukup dominan dalam pengembangan berpikir adalah kecerdasan atau intelegensi maka variabel ini yang dikontrol.
3) Eksperimen lemah
Eksperimen lemah merupakan metode penelitian eksperimen yang desain dan perlakuannya seperti eksperimen tetapi tidak ada pengontrolan variabel sama sekali. Sesuai dengan namanya, eksperimen ini sangan lemah kadar validitasnya, oleh karena itu sebaiknya tidak digunakan untuk tesis atau disertasi, juga skripsi sebenarnya. Metode ini hanya digunakan latihan-latihan perkuliahan yang hasilnya tidak digunakan baik untuk pengambilan keputusan, penentuan kebijakan maupun pengembangan ilmu.

4) Eksperimen subjek tunggal
Eksperimen model ini merupakan penelitian yang dilakukan terhadap subjek tunggal. Dalam pelaksanaan eksperimen subjek tungga, variasi bentuk eksperimen murni, kuasi atau lemah berlaku. Eksperimen subjek tunggal yang baik minimal menggunakan kuasi tetapi kalau latihan kulaih, eksperimen lemah juga dapat digunakan.
b. Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau.
c. Penelitian Kausal Komparatif
Penelitian ini adalah penelitian yang mengarahkan untuk mengetahui apakah antara dua atau lebih dari dua kelompok ada perbedaan dalam aspek atau variabel yang diteliti.
d. Penelitian Korelasional
Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui hubungan suatu variabel dengan variabel-variabel lain.
e. Penelitian Survey
Penelitian yang dilakukan pada popolasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan hubungan-hubungan antar variabel sosilogis maupun psikologis.
Penelitian survey adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.
f. Penelitian Ex Post Facto
Yaitu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi yang kemudian merunut ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut. Dengan kata lain, penelitian ini meneliti hubungan sebab akibat yang tidak dimanipulasi atau diberi perlakuan oleh peneliti.
g. Penelitian Tindakan
Penelitian tindakan merupakan penelitian yang diarahkan pada pengadaan pemecahan masalah atau perbaikan.

2. Populasi dan sampel
Populasi merupakan kumpulan objek yang menjadi fokus dari sebuah penelitian. Seperti telah disinggung pada bagian sebelumnya, populasi yang menjadi minat penelitian ini harus mampu didefinisikan dengan tegas. Yang dimaksud dengan tegas adalah populasi yang disebutkan dalam penelitian itu tidak mudah untuk berubah.
Perhatikan sebuah penelitian bertema Pola Perilaku Seksual Eksekutif Muda di Kota Besar. Dari tema yang ada terlihat bahwa peneliti ingin menjadikan semua eksekutif muda di kota besar sebagai populasi. Peneliti harus mampu mengungkapkan dengan tegas apa yang dia maksud dengan eksekutif muda dan apa yang dia maksud dengan kota besar. Jika yang dimaksud oleh peneliti misalnya eksekutif muda adalah orang yang berusia antara 20-35 tahun dan berpenghasilan di atas 15 juta per bulan, apakah seorang pedagang di pasar yang memenuhi kriteria itu juga termasuk ? Apa ukuran sebuah kota disebut kota besar ? Apakah jumlah penduduk yang dijadikan ukuran ? Dan sebagainya.
Sampel yang baik adalah sampel yang representatif artinya sampel tersebut mewakili populasi. Setiap satuan dari populasi yang merupakan sasaran akhri pengambilan sampel dikenal sebagai unsur sampling(sampling element). Satu unit sampling dapat merupakan unsur sampling tunggal atau kumpulan unsur. Suatu kerangka sampling (sampling frame) adalah daftar lengkap satu unit tempat pengambilan sampel. Pada dasarnya dikenal dua cara pengambilan sampel (teknik sampling), yaitu probability samling dan nonprobability sampling.
Untuk dapat melakukan pendefinisian dengan baik, upaya-upaya yang perlu dilakukan oleh peneliti adalah :
a. Mengumpulkan hasil-hasil riset terdahulu. Riset yang telah dilakukan pada masa yang lalu akan sangat berguna dalam memberikan masukan pembuatan kriteria suatu keanggotaan populasi. Ingatlah bahwa meniru hasil kerja orang lain adalah pekerjaan yang menghemat waktu. Kalau kriteria tersebut sudah pernah disusun oleh orang lain, buat apa kita harus memulai dari awal. Memperbaiki yang ada merupakan cara yang lebih sederhana.
b. Gunakan kriteria yang telah diakui secara luas. Sedapat mungkin kita menggunakan kriteria yang telah diakui penggunaannya di berbagai bidang dan instansi. Kriteria-kriteria seperti yang dikeluarkan oleh BPS mungkin bisa dijadikan acuan. Kriteria tersebut mungkin tidak bisa berlaku secara umum. Ukuran kesejahteraan penduduk di pedesaan mungkin berbeda dengan mereka yang tinggal di perkotaan.
c. Buatlah kriteria sekekar mungkin. Jika akhirnya dibuat kriteria yang merupakan gabungan dari berbagai sumber, maka usahakan kriteria itu sulit untuk berubah. Misalkan, jika kota besar didefinisikan sebagai kota yang kepadatannya di atas 200 orang per km2, apakah kota yang karena sesuatu hal penduduknya berpindah massal sehingga tidak memenuhi kriteria itu tetap sebagai kota besar atau tidak.
Adapun teknik samping (pengambilan sampel) dapat dibedakan menjadi dua:
a. Propabilitas atau random: yaitu apabila setipa unit atau manusia dalam populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel.
b. Nonprobilitas atau non random: ini adalah lawan dari sampel yang pertama. Penelitian-penelitian pendidikan, psikologi dan lainnya ada kalanya menggunkan teknik ini karena mempertimbangkan factor-faktor tertentu, misalnya: umur, tingkat kedewasaan, tingkat kecerdasan dan sebagainya.

3. Penjabaran variabel (peubah) penelitian
Peubah adalah suatu karakteristik dari suatu objek (mungkin berupa makhluk hidup ataupun benda mati). Variabel juga dapat didefinisikan sebagai konsep yang mempunyai variasi nilai (mislnya variabel model kerja, keuntungan, volume penjualan, tingkat pendidikan dan sebagainya).Karakteristik fisik dari seseorang antara lain: tinggi badan, berat badan, lingkar perut dan sebagainya. Masing-masing dari tinggi badan, berat badan dan lingkar perut adalah peubah yang mencirikan fisisk seseorang. Karakteristik yang lain adalah nama, alamat, usia pekerjaan, pendapatan, banyaknya anak dan sebagainya. Semua itu juga merupakan peubah.
Ketika peneliti sudah mampu membuat masalah, sesuatu yang muncul sebagai dasar adanya penelitian, dan mampu mendefinisikan pada populasi mana penelitian ini akan dilaksanakan, selanjutnya walaupun tidak selalu, akan muncul apa yang dinamakan hipotesis penelitian. Hipotesis yang dibuat dalam satu penelitian mungkin hanya satu, tetapi sering kali lebih. Pada saat ada lebih dari satu hipotesis, ada yang disebut hipotesis utama. Yaitu suatu pernyataan yang langsung berkenaan dengan tema penelitian.

4. Metode pengumpulan data
Ada sejumlah metore pengumpulan data yang dapat digunakan, akan tetapi tidak semua metode cocok untuk semua jenis data. Oleh karena itu peneliti harus memilih metode mana yang paling tepat. untuk itu, perlu memperhatikan indikator variabel yang telah ditentukan, jenis data yang akan diambil dan sumber data (sampel) yang telah ditetapkan, sebagai contoh:
a. Jenis data: prestasi belajar
Sumber data: daftar nilai
Metode: yang tepat ialah metode dokumenter
b. Jenis data : prestasi belajar
Sumber data; siswa
Metode: yang tepat ialah metode test

Jadi metode pengumpulan data dapat disesuaikan dengan sumber data dan jenis data yang akan diambil.
Adapun utrutan penentuan metode pengumpulan data adalah sebagai berikut:
a. Setelah ditentukan jenis data, indikator dan sumber data maka metode pengumpulan data dapt dipilih yang paling tepat
b. Bila jenis data berupa sesuatu yang bisa langsung diamati dengan pancaindera, maka digunakan metode observasi
c. Bila jensi datanya berupa gejala bersifat umum dan jumlahnya besar, maka digunakan metode angket
d. Bila jenis datanya berupa gejala yang bersifat individual atau rahasia pribadi maka yang digunakan metode angket
e. Bila jenis data memerlukan pengukuran yang cermat maka metode tes yang digunakan atau eksperimen.

5. Definisi Operasional dan Instrumen Pengumpul Data
a. Definisi Operasional
Kalimat, frase atau kata yang terkandung dalam suatu judul penelitian menunjukkan variabel penelitian. Variabel-variabel inilah yang akan diteliti. Untuk meneliti variabel tersebutdisusun alat pengumpul data atau alat pengukurnya. Alat pengumpul data atau pengukuran baru dapat disusun apabila peneliti telah mempunya deskripsi tentang karakterisik dari variabel penelitian tersebut. Karakteristik variabel dirumuskan dalam definisi operasional. Dengan demikian defiisi operasional merupakan hal yang sangat penting sebab akan menentukan alat pengumpul data atau alat pengukuran. Ketidakjelasan definisi operasional akan mengakibatkan kelemahan pada alat. Kelemahan alat akan menyebabkan kekeliruan hasil.
b. Instrumen Pengumpul Data (IPD)
Instrumen pengumpulan data (IPD) ialah alat yang akan digunakan untuk mengambil, merekam atau menggali data. Betul tidaknya data (data dianggap berula bila data tersebut betul-betul seperti apa adanya, bukan buatan/palsu) yang diambil, banyak tergantung pada bak tidaknya istrumen pengumpul datanya. Oleh karena itu, IPD harus operasional, dapat diukur, diamati dan dicek kebenarannya.
Contoh pertanyaan: “apakah bapak rajin shalat?”, pertanyaan ini membahayakan “betulnya data” atau “validnya data”. Sebab pertanyaan tersebut sangat tendensius dan memojokkan. Orang dipojokkan untuk menjawab “ya”, karena didorong oleh faktor-faktor subyektif.
Untuk mengetahui apakah bapak tersebut rajin shalat atau tidak, perlu diidentifikasi dahulu indikator-indikator rajin shalat. Misalnya: jenis shalat, waktu shalat, frekuensi shalat, tempat shalat, cara shalat, dan sebagainya. Dari jawaban-jawaban bapak tersebut kita dapat menyimpulkan sendiri bagaimana kerajinan shalat bapak tersebut.
IPD dapat berupa pedoman intervies, pedoman observasi, daftar angket, model dokumenter, dan tes. IPD nantinya dilampirkan baik dalam proposal maupun laporan hasil penelitian.
Instrumen pengumpul data ialah alat yang digunakan untuk menggali atau mengambil data dari sumber data. Masing-masing metode mempunyai instrumen pengumpul sendiri.
a. IPD metode observasi: IPDnya berupa ceklis (daftar cek), rating skale, anecdotal record, slide, film, tape recorder, kamera, hadycam, dan sebagainya
b. IPD metode interview: berupa pedoman interview atau interview guide
c. IPD ametode angket: berupa datfar pertanyaan tertulis yang disodorkan pada responden
d. IPD metode tes berupa daftar soal tes, baik tulis maupun lisan.
Setelah langkah penyusunan IPD selesai dikerjakan, maka tiba saatnya untuk terjun ke lapangan untuk mengumpulkan data.

6. Prosedur pengumpulan data
Ada dua prosedur yang harus ditempuh:
a. Prosedur administratif, yaitu mengurus surat-surat ijin yang diperlukan.
b. Prosedur metodologis, yaitu membawa perlengkapan penelitian yang diperlukan seprti IPD, surat ijin penelitian, penyiapan tim pengumpul data lapangan dan persiapan obyek dan sumber data.
Adapun prosedur yang harus dilakukan setelah terjun ke lapangan adalah sebagai berikut:
a. Peneliti dan rombongan (bila ada) mengenalkan diri dan menjelaskan tujuan penelitian pada yang berwenangn, atau key people dan mohon ijin dan kerjasamanya
b. Menetapkan sampel yang akan diteliti, dilakukan di hadapan yang berwenang atau key people
c. Mengunjungi atau menemui responden yang menjadi sampel dan meinta kesediaannya untuk memberi informasi
d. Mebuat janji kapan interview dapat dilaksanakan dan atau menyerahkan angket untuk diisi dan kapan angket dapat diambil. Bila peneliti telah mengikat janji dengan responden diupayakan ditepati, kalau terpaksa tidak bisa, harus diberitahukan kepada responden.

7. Metode dan prosedur analisis data
Data merupakan kumpulan dari nilai-nilai yang mencerminkan karakteristik dari individu-individu dari suatu populasi. Data bisa berupa angka, huruf, suara maupun gambar. Dari data ini diharapkan akan diperoleh informasi sebesar-besarnya tentang populasi. Dengan demikian, diperlukan pengetahuan dan penguasaan metode analisis sebagai upaya untuk mengeluarkan informasi yang terkandung dalam data yang dimiliki.
Ada dua macam eknik analisis data, yaitu analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan bila data yang dikumpulkan berupa data kualitatif. Sedangkan analisis kuantitatif digunakan ketika data yang dikumpulkan berupa data kuantitatif, yaitu data yang berwujud angka atau diwujudkan dengan angka. Teknik analisis kuantitatif biasanya menggunakan analisis statistik.
Statistika, sebagai cabang ilmu yang memberikan berbagai macam teknik dan metode analisis, telah menyediakan berbagai metode yang memiliki kegunaan yang berbeda-beda. Pengetahuan tentang kegunaan dari berbagai teknik ini perlu dimiliki untuk menghindari penggunaan yang tidak tepat. Dua macam analisis mungkin memiliki kegunaan yang sama tapi membutuhkan tipe data yang berbeda.
Ada dua jenis analisis statistik, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik deskriptif berkisar pada analisis distribusi frequensi, tendensi sentral dan penyebaran distribusi frequensi dari tendensi sentralnya. Ada tiga macam tendensi sentral, yakni mode, median dan mean.
Salah satu model penggunaan mode dalam analisis data ialah menggunakan prosentase (%). Prosentase adalah teknik statistik yang paling sederhana, yang taraf kepercayaannya rendah. Model-model teknik analisis statistik, baik deskriptif ataupun inferensial dengan rumus-rumus tertentu dapat dipelajari dalam buku-buku statistik.
Secara umum, seperti halnya kegiatan-kegiatan yang lain, harus ada persiapan untuk berlanjut ke tahap berikutnya. Setiap metode analisis harus diawali dengan tahapan persiapan data. Tahapan persiapan data ini dilakukan dengan tujuan :
a. Mengetahui karakteristik umum dari data yang dimiliki, misalnya peubah apa saja yang dimiliki, tipe-tipe data dari setiap peubah dan sebagainya. Pengetahuan ini dibutuhkan untuk menentukan metode apa yang nanti bisa digunakan.
b. Menyaring data yang akan digunakan dalam analisis. Sebelum dilakukan analisis lebih jauh, kita harus bisa menyaring data yang ada. Mungkin saja tidak semua data yang digunakan, tapi hanya sebagian. Misalkan hanya untuk yang berjenis kelamin laki-laki, atau hanya data dari kelompok yang berpendidikan SMA, dan sebagainya. Atau mungkin suatu saat kita hanya akan menganalisis sebagian pertanyaan saja dalam kuesioner, misal pertanyaan berhubungan dengan keadaan demografi responden.
c. Memperbaiki kesalahan-kesalahan yang ada pada data. Bukan hal yang jarang terjadi jika terdapat kesalahan pada data yang kita miliki. Misalnya pada peubah jenis kelamin yang harusnya hanya laki-laki atau perempuan, tertulis pria. Kesalahan ini dalam analisis akan berujung pada ditemukannya tiga kelompok jenis kelamin. Sehingga pada tahapan persiapan data, harus dipastikan kesalahan-kesalahan seperti ini tidak terjadi.
Semakin besar atau semakin banyak data yang dimiliki, maka waktu yang diperlukan pada tahapan persiapan data ini akan semakin lama. Antisipasi yang bisa dilakukan untuk mempersingkat atau mempermudah tahapan ini antara lain:
a. Menyiapkan program pemasukan data yang baik. Pada saat penelitian dilakukan, seyogyanya kita membuat suatu sistem pemasukan data (entry data) yang memiliki kemampuan untuk memeriksa kemungkinan-kemungkinan kesalahan.
b. Melakukan pengkodean terhadap data-data dari pertanyaan-pertanyaan yang terbuka. Sebelum dilakukan pemasukan data, sedapat mungkin dilakukan pengkodean terhadap jawaban-jawaban pertanyaan terbuka. Hal ini di samping menghindari pengkodean berbeda-beda dari setiap para petugas yang memasukkan data, juga mempermudah pada tahap analisis.
Pengkodean/Coding adalah pemberian/pembuatan kode-kode pada tiap-tiap data termasuk dalam kategori yang sama. Kode adalah isyarat yang dibuat dalam bentu angka-angka/huruf-huruf yang memberikan petunjuk, atau identitas pada suatu informasi atau data yang dianalisis.
c. Melakukan briefing kepada para petugas pengentry data.
Jika tahapan persiapan bisa dilalui dengan baik, maka besar kemungkinan kesulitan-kesulitan pada saat pengolahan (analisis) data bisa dihindari.

PENUTUP
Desain penelitian merupakan bagian dari metodologi dalam sebuah proposal penelitian. Sebuah desain penelitian akan menjelaskan secara rinci hal-hal yang terkait dengan metode penelitian yang dilakukan oleh peneliti sehingga setiap orang akan dapat mengetahui proses metodologis penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Hal ini penting sebagai pengecekan ulang hasil penelitian (oleh orang lain atau peneliti lain) bila diketemukan suatu keraguan atas hasil penelitian tersebut.
Pada umumnya oang membedakan dua kelompok desain penelitian, yaitu desain penelitian kuantitatif dan desain penelitian kualitatif. Sebagai penelitian ilmiah, baik kuantitatif maupun kualitatif, keduanya memerlukan sebuah desain yang cocok dengan model penelitiannya. Dari desain ini pula kita bisa mengetahui model penelitian yang dilakukan, apakah kuantitatif ataukah kualitatif.
Sebelum peneliti menyusun desain harus memilih terlebih dahulu paradigma penelitian yang digunakan. Agar bisa menghubungkan paradigma ini dengan data empiris, maka dengan menggunakan perspektif teoritik tertentu, peneliti bisa mengenal pola pikir yang digunakan dalam menyusun proposisi dan pola hubungan antar konsep dalam fenomena yang dihadapi. Dari pola pikir dan pola hubungan inilah, bisa ditentukan data (variabel) apa saja yang akan dicari.
Desain/rancangan penelitian kuantitatif adalah meliputi Desain penelitian, Populasi dan sampel, Penjabaran variabel penelitian, Metode pengumpulan data, Definisi operasional dan instrumen pengumpulan data, Prosedur pengumpulan data, Metode dan prosedur analisis data.

DAFTAR PUSTAKA
Amiruddin, et. al., Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 2002.
Faisal, Sanapiah, Format-Format Penelitian Sosial, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007.
Hasan, M. Iqbal, Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002.
Kasiram, Moh., Metodologi Penelitian; Kualitatif-Kuantitatif, Malang: UIN Malang Press, 2008.
Narbuko, Cholid, et. al., Metodologi Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara, 2001.
Sangarimbun, Masri, “Metode dan Proses Penelitian,” dalam Masri Sangarimbun (ed.) et. al., Metode Penelitian Survai, Jakarta: LP3ES, 1989.
Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2004.
Sukmadinata, Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007.
Utomo, Humam Santosa, “Jenis-jenis Penelitian,” http://ab-fisip-upnyk.com/dl_jump.php? id=3737+jenis+penelitian &hl=id&ct=clnk&cd=20&gl=id, (diakses pada 10 April 2007).
Yousda, Ine I. Amirman, et. al., Peneletian dan Statistik Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 1993.
Zuriah, Nurul, Metodologi Penelitian Social Dan Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2006.

0 Comments:

blogger templates | Make Money Online